Sunat atau khitan dikatakan dapat membantu mengurangi resiko berbagai penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu manfaatnya. Sunat alias sirkumsisi juga mengurangi resiko kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat beresiko terkena kanker penis.
Demikian di ungkap Urolog dari Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rahmat B Santoso saat dihubungi belum lama ini. “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak sirkumsisi,katanya. Laki-laki yang juga beresiko adalah mereka yang pernah menderita Herpes Genitalis.
Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan dibawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.
Gejala yag dijumpai pada orang yang terkena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis dan merasa perih pada penis. Biasanya ini berlanjut pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung pada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian atau bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujungnya maka panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga per empat panjang penis apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara lain bisa juga dengan kemoterapi dan terapi penyinaran.
Racmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh diangap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran UI ini, kanker penis biasanya menyerang usia produktif, 30 sampai 50 tahun, meski tidak banyak, dalam setahun ada 2-3 orang datang ke RS Dharmais, “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkkut kelaki-lakian seseorang” ujarnya.(kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar